Powered by Blogger.
Category
- news (18)
- Obrolan Santai (3)
- tips dan trik (30)
Friends List
Saturday, December 13, 2008
85% Perusahaan Dunia Memakai Open Source
Survei terbaru Gartner menunjukkan 85 persen perusahaan di dunia telah menggunakan software open source (OSS). Bahkan 15 persen sisanya diperkirakan akan mempertimbangkan untuk memakainya mulai tahun depan.
Pemanfaatan OSS dalam pengelolaan layanan kepada konsumen (customer service) menempati daftar teratas. Selanjutnya, OSS sudah banyak dipakai dalam integrasi sistem teknologi informasi perusahaan, keuangan dan administrasi, dan analisis bisnis.
Survei dilakukan kepada 274 pengguna akhir yang tersebar di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Utara antara Mei hingga Juni. Hasil survei resmi diumumkan Senin (17/11).
Kebijakan lemah
Hasil survei tersebut menunjukkan sebagian besar responden secara konsisten umumnya menempatkan penghematan biaya sebagai motivasi utama penerapan OSS. Beberapa di antaranya juga berpendapat bahwa OSS lebih fleksibel karena tidak tergantung pada platform tunggal. Alasan lainnya untuk mempercepat akses ke pasar dan bebas dari prosedur serta procurement yang kompleks.
Namun, dari sekian banyak perusahaan yang telah mengadopsi open source, hanya 31 persen yang telah memiliki kebijakan yang formal untuk mengevaluasi dan mengelola sistem pengadaan (procurement) software open source.
Padahal, tanpa pengelolaan kebijakan yang formal terhadap penggunaan OSS berisiko terjadinya pelanggaran hak cipta. Karena itu, Gartner menempatkan isu governance atau pengelolaan yang baik sebagai peringkat teratas hambatan penerapan OSS.
"Hanya karena gratis bukan berarti tanpa biaya," ujar Laurie Wurster, direktur riset Gartner. Menurutnya, perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas mengenai pengadaan OSS untuk memetakan aplikasi apa saja yang akan didukung dan mengidentifikasi risiko kemungkinan pelanggaran hak cipta maupun tingkat dukungan terhadap software tersebut.
Wurster mengatakan banyaknya jenis lisensi dalam OSS bisa saja membuat penerapan OSS menjadi memusingkan. Namun, hal tersebut akan teratasi seiring berjalannya waktu. "Meningkatnya popularitas OSS dan tingkat adopsi OSS akan mendorong perubahan-perubahan yang dibutuhkan," katanya. (kompas)
Pemanfaatan OSS dalam pengelolaan layanan kepada konsumen (customer service) menempati daftar teratas. Selanjutnya, OSS sudah banyak dipakai dalam integrasi sistem teknologi informasi perusahaan, keuangan dan administrasi, dan analisis bisnis.
Survei dilakukan kepada 274 pengguna akhir yang tersebar di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Utara antara Mei hingga Juni. Hasil survei resmi diumumkan Senin (17/11).
Kebijakan lemah
Hasil survei tersebut menunjukkan sebagian besar responden secara konsisten umumnya menempatkan penghematan biaya sebagai motivasi utama penerapan OSS. Beberapa di antaranya juga berpendapat bahwa OSS lebih fleksibel karena tidak tergantung pada platform tunggal. Alasan lainnya untuk mempercepat akses ke pasar dan bebas dari prosedur serta procurement yang kompleks.
Namun, dari sekian banyak perusahaan yang telah mengadopsi open source, hanya 31 persen yang telah memiliki kebijakan yang formal untuk mengevaluasi dan mengelola sistem pengadaan (procurement) software open source.
Padahal, tanpa pengelolaan kebijakan yang formal terhadap penggunaan OSS berisiko terjadinya pelanggaran hak cipta. Karena itu, Gartner menempatkan isu governance atau pengelolaan yang baik sebagai peringkat teratas hambatan penerapan OSS.
"Hanya karena gratis bukan berarti tanpa biaya," ujar Laurie Wurster, direktur riset Gartner. Menurutnya, perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas mengenai pengadaan OSS untuk memetakan aplikasi apa saja yang akan didukung dan mengidentifikasi risiko kemungkinan pelanggaran hak cipta maupun tingkat dukungan terhadap software tersebut.
Wurster mengatakan banyaknya jenis lisensi dalam OSS bisa saja membuat penerapan OSS menjadi memusingkan. Namun, hal tersebut akan teratasi seiring berjalannya waktu. "Meningkatnya popularitas OSS dan tingkat adopsi OSS akan mendorong perubahan-perubahan yang dibutuhkan," katanya. (kompas)
Labels:
news
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments: